Wednesday 16 August 2017

PERI YANG AKU IMPIKAN


17-08-2017

                                               " Peri ( Bidadari ) yang aku Impikan "

      Gelap... sebuah lentera padam yang terletak diantara bebatuan, memancarkan temaram cahaya yang sangat tipis. Kala itu sebuah alunan musik yang keluar dari balik rimbunnya pepohonan. Apa itu ? sempat kutebak tebak.. mungkin alunan melody seorang dewi ? ataukah petikan rambut seorang bidadari
      Tatkala seorang pendaki yang tengah melakukan perjalanan seorang diri. Dengan tatapan yang kaku, hati yang layu, hanya semangat untuk mencari jatidiri,,,mendengar alunan khas yang sebelumnya belum pernah ia jumpai. Ketika angin membelah rimbunnya pepohonan, ketika suara dendang alunan musik mulai terdengar riang. Kujumpai ada seorang bidadari yang sedang kesepian. Langkah demi langkah kupacu. Tekad yang bulat kudorong selalu bersamaku.... Beberapa waktu kemudian, sampailah tubuhku yang masih kaku karena dingin yang menghantui perasaanku, jiwaku dan ragaku... bersatu menjadi sebuah angan-angan yang mungkin selalu aku impikan. Dia sadar, saat aku mulai menampakan ragaku walaupun tak sepatah kata yang dapat aku ucapkan. Tapi, kenapa saat aku mencoba untuk memalingkan wajahku. senyum itu langsung mengarah tepat kedepan mataku. Cerah rasanya, yang semula gelap dan dingin berubah menjadi suatu kehangatan yang sudah lama aku impikan.
       Kupikir, aku hanyalah pria yang kotor, tak berakal, jorok, hitam. Apa yang harus engkau IDAMKAN dari pria sepertiku. Aku sempat tidak percaya dengan semua omong kosongmu. Akan tetapi, waktuku bersamamu yang hanya sedikit itu. Membuatku sadar bahwa perasaan yang selama ini aku pendam. Telah kugali lagi untuk aku berikan kepada seseorang spertimu. Waktu telah berlalu... mungkin engkau sudah lupa dengan rupaku yang kolot atau mungkin engkau masih mengingatnya walaupun hanya seujung rambutku. Tapi, ingatan yang telah mengukir sebuah prasasti di memoriku tidak dapat kubuang begitu saja. Ataukah aku sepadan dengan tisu basah? yang hanya kau perlukan sesaat, setelah itu kau lemparkan aku jauh-jauh dengan sekuat tenagamu, ataukah.... kau buang aku kedalam jurang yang takberdasar?...
       Setelah aku mengingat ingat kembali, saat kita berdua... salah..... mungkin akulah yang terlalu mengharapkan seorang bidadari...Jelas manusia yang kolot tidak akan pernah bisa bersanding dengan bidadari. Semua harapanku hancur, saat kulihat kaum sejenismu menjemputmu dengan sepasang sayap yang indah yang bahkan tidak aku miliki... Jelas!!! karena aku bukanlah kaumu.... Mungkin aku harus kembali mencari jatidiriku. Siapa aku?Apa aku ? Bagaimana kehidupanku?... Aku tidak menyesal..... Karena dari kau sang bidadari... aku bisa mencoba untuk lebih bersabar, mensyukuri apa yang telah Allah berikan... dan memacu diriku untuk menjadi seseorang dari kaumu.. walaupun itu ...mungkin tidaklah berhasil...
Terima kasih bida******...... Akan selalu kuingat jasa-jasamu yang merubah hidupku

Nadzir


No comments:

Post a Comment