Thursday 17 August 2017

SANDIWARA


14-08-17

  "  Sandiwara "
               
                     Hening, gelap gulita seakan tiada batasnya. Ketika sebuah senyum memecah belah keheningan. Sebuah tawa candaan diiringi alunan musik khas pendakian. Terdengar merdu diantara goyangan daun dipepohonan. Kala itu, aku terpejam seakan perjalanan ini begitu membosankan. Seketika aku sadar. Senyum itu kembali muncul dari pakaian yang sama yang aku kenakan. Begitu anggunannya, begitu manisnya tatapanya menuju tepat kearahku. Entah guncangan apa yang membuat bidadari pendakian begitu memperhatikanku. Candaanya, tatapanya, senyumannya selalu mengikutiku. Apakah ini yang dinamakan cint* ataukah cint* hanya candaan semata ? untuk memecah suasana canggung ataukah hanya untuk formalitas saja. Akan tetapi rasa yang sudah lama aku impikan sirna begitu saja. Ketika sang bidadari mulai menjauh dari panggung sandiwara. Sesungguhnya dia telah membuatku melangkah lebih jauh, memutarbalikan fakta bahwa aku sungguh mencint*inya. Tapi sekarang, apalah daya, aku hanya manusia biasa yang kotor, dekil, hitam pucat yang sedang meran* dan ingin kembali bersandiwara. hahahah.......
Tapi itu semua sia-sia, impianku sangatlah jauh bahkan tak sanggup untuk kuihat dengan mataku. Sang bidadari telah kembali kealamnya tanpa meninggalkanku sepatah kata..

Nadzir

No comments:

Post a Comment